CUSTOMER SEGMENT / SEGMENTASI PELANGGAN



Customer Segment adalah suatu langkah awal dalam membuat sebuah Business Model.
Bagi kita yang berniat untuk membangun sebuah bisnis penting bagi kita untuk mengetahui apa itu  Customer Segment, mengapa begitu penting sebuah Customer Segmen /  Segmentasi Pelanggan ?

Pelanggan adalah inti dari sebuah perusahaan, perusahaan dapat hidup dan berkembang karena mempunyai pelanggan-pelanggan yang mkemberikan keuntungan bagi perusahaan, situasi persaingan yang ada dan keterbatasan sumberdaya perusahaan membuat perusahaan harus memilih jenis pelaggan yang harus dilayani .

Lalu siapakah pelanggan atau customer itu ?

Sebelumnya kita harus sepakat terlebih dahulu, bahwasannya yang dimaksud dengan Customer Segment disini belum tentu konsumen atau belum tentu pembeli, yang dimaksud dengan Customer Segment disini adalah orang yang mengambil keputusan untuk membeli , mengapa seperti itu? Saya membuat sebuah soal seperti ini,

Ada seorang bapak dating kesebuah took untuk membeli sebuah popok bayi, popok bayi ini akan digunakan oleh anaknya, bapak tersebut diminta oleh sang istri untuk membeli popok tersebut, 
Pertanyaannya adalah, siapa Customer Segment dalam cerita di atas?

a. Sang bayi yang menggunakan popok bayi
b. Bapak yang dating untuk membeli popok bayi
c. Ibu yang meminta bapak datang ke toko untuk membeli popok bayi

Dalam pertanyaan diatas jika kita melihat dari arti yang mana Customer Segmen adalah orang yang mengambil keputusan untuk membeli, maka pertanyaan di atas jawabannya adalah “C” yang mana Customer Segment  nya adalah seorang ibu yang meminta bapak untuk membeli popok bayi untuk dipakai anaknya,  maka ketika membuat iklan kita focus menunjukan  kepada ibu tersebut, bukan kepada bapak, bukan pula kepada anaknya, jadi disini kita sepakat bahwasannya Customer kita adalah orang yang mengambil keputusan untuk melakukan transaksi.

Mengapa harus Customer Segment terlebih dahulu yang harus kita tentukan dalam membuat sebuah Business Model? Mengapa bukan Value Proposition ?  ato dengan kata l;ain  kita tentukan dulu produk atu bentuk layanan jasa yang kita tawarkan, memang yang pertama kita tentukan produk, kisalnya akan membuat bisnis Mie Bakso, nah lamun langkah selanjutnya kita harus menentukan customer segment kita, kepada siapa kita meu menjual mie bakso kita? Kepada kalangan menengah keatasatukah kepada kalangan menengah kebawah, tentu akan sangat berbeda dari segi produk, kemasan, harga atau layanan yang akan kita tentukan



Dari gambar diatas kita dapat mengetahui perbedaannya bukan.

Ada 5 kategori Customer Segment berdasarkan KEBUTUHAN customer ,

1. Mass Market : Customer dalam jumlah besar dengan kebutuhan yang sama. contonya bisnis bahan pokok (anak-anak, desawa, kalangan menengah keatas atau kalangan menengah kebawah mereka sama membutuhkan bahan pokok)

2. Niche Market : Customer yang spesifik dengan kebutuhan spesifik. contohnya perusahaan yang bergerak dibidang mesin (customernya spesifik, yaitu perusahaan-perusahaan yang menggunakan mesin anda)

3. Segmented : Customer masih masuk dalam kategori yang sama namun berbeda kebutuhannya. contohnya kebutuhan costumer sama yaitu membutuhkan transportasi beroda empat / mobil dimana ada yang membutuhkannya untuk angkut barang, keluarga, atau individu. maka produk yang dijual di masinh-masingnyapun berbeda-beda.

4. Diversified : 2 jenis customer dengan kebutuhan yang sangat berbeda. contonya Travel Agen, customernya adalah individu yang ingin berpergian, namun Travel Agen tersebut berpikir karna kendaraannya sebagian kosong maka Travel Tersebut membuka layanan kirim barang untuk mengisi kekosongan.

5. Multi-side Market : 2 atau lebih customer yang tergantung satu sama lain. contohnya bisnis tabloid iklan, maka customer segmentnya ada 2, yang pertama para pembaca iklan yang membeli tabloid, yang kedua adalah para pemasang iklan, dimana semakin banyak yang membaca tabloid tersebut semakin banyak pula yang memasang iklan dan sebaliknya.

Anda ingin memulai bisnis anda ? maka tentukan terlebih dahulu Customer Segment anda.

LANGKAH PENTING MEMULAI BISNIS 2 - 9 Blok penting BMC



<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> <!-- postingan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:inline-block;width:336px;height:280px" data-ad-client="ca-pub-1214412921957446" data-ad-slot="6868055217"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>

Kita mengetahui bahwasannya begitu penting sebuah Business Model dalam membangun sebuah bisnis baru. Setelah kita mengetahui begitu pentingnya Business Model dalam postingan sebelumnya dan bagi anda yang belum mengetahui pentingnya Business Model, anda dapat membaca postingan saya sebelumya di Langkah Penting Memulai Bisnis 1.

Dalam postingan kali ini saya akan berbagi sedikit pengetahuan 9 blok utama dalam membangun sebuah Business Model Canvas ( BMC ).
BMC ini diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder.
ok, 9 blok utama dalam BMI ini,

1. Customer Segments
Dimana dalam blok yang pertama ini kita menganalisa sifat customer kita.

2. Value Proposition
Sering diaebut juga dengan produk, namun sebenarnya Value Proposition ini lebih dari sekedar produk, Value Proposition berbicara mengenai nilai-nilai lebih yang ditawarkan kepada customer kita, jadi lebih dari sekedar produk yang mana sifatnya tidak terbatas contohnya: Jasa, hak paten, hak pakai dan lain halnya, tidak membatasi Value Proposition hanya sebagai produk saja.

3. Chanel
Setelah kita mengetahui blok pertamaan kedua maka selanjutnya kita harus mengetahui cara menjangkau, bagaimana kita bisa mendelivery produk kita, value proposition kepada customer kita.

4. Customer Relationship
Di blok ini kita mengulas tentang bagaimana kita membangun sebuah relationship dengan customer kita, sehingga cuatomer kita akan datang kembali dan menjadi Customer Royal kita, tentu hal tersebut akan membangun hubungan yang baik pula.

5. Revenue Stream / Aliran Pendapatan
Di blok ini kita akan berbicara hal apa saja yang dapat menghasilkan keuntungan, mendatangkan keuangan bagi bisnis kita, misalnya penjualan secara fisik atau jasa yang mendatangkan uang secara langsung.

6. Key Resources
Setelah kita mengetahui blok-blok sebelumnya yang lebih berhubungan kepada bidang penjualan, dalam blok ini berhubungan dengan bagian produksi atau bagian belakang, dalam blok ini membahas tentang penentuan sumber daya apa saja yang kita butuhkan, contohnya sumber daya yang kita butuhkan adalah lokasi, bangunan, SDM yang sesuai, mesin dll mau seperti apakah kebutuhan kita.

7. Key Activities 
Di sini berbicara mengenai kegiatan operasional seperti apakah yang harus kita lakukan dimulai dari produksi hingga pemasaran bahkan hingga after seles.

8. Key Partnership
Tentunya dalam menjalankan sebuah bisnis kita tidak bisa berdiri sendiri tentu kita membutuhkan partner, disini membahas parner apa saja yang kita butuhkan, misalnya supplier, outsorcer.

9. Cost Structure
Di blok yang terakhir ini membahas tentang pengeluaran apa saja yang kita perlukan untuk menjalankan sebuah bisnis yang akan kita bangun nantinya. Dalam Business Model yang ideal cost structure harus lebih kecil dari Revenue Stream, dengan begitu kita tahu bahwa bisnis yang kita jalani nantinya itu menghasilkan keuntungan atau tidak.

Itulah sedikit gambaran mengenai blok-blok penting yang membangun sebuah Business Model Canvas ( BMC ).
Nah, dalam 9 blok di atas kita dapat membagi menjadi 2 bidang yang berbeda yang mana blok yang pertama hingga blok yang kelima lebih berhubungan dengan bagian penjualan / bagian depan, sedangkan blok yang selanjutnya lebih berhubungan dengan bagian belakang seperti produksi dan operasional.

Anda juga dapat melihat video di bawah ini untuk lebih memahami struktur dan alur Business Model Canvas



Dicukupkan sekian postingan kali ini, dalam postingan selanjutnya masih tentang Langkah Penting Memulai Bisnis yang mana di postingan selanjutnya membahas per blok dengan lebih dalam.
Terus ikuti postingan-postingan yang akan saya muat di blog asalpengetahuan.blogspot.com .
Terimakasih semoga bermanfaat,
Salam pengetahuan.
Assalamualaikum. Wr. Wb. 

LANGKAH PENTING MEMULAI BISNIS 1 - Pentingnya Business Model


Maukah Anda memiliki bisnis yang sukses ??

Tentu apabila kita mendapat pertanyaan seperti itu kita akan menjawab "mau".

Apa yang harus dilakukan untuk memiliki bisnis yang sukses ??

Namun apabila kita mendapat pertanyaan yang kedua tidak sedikit dari kita tidak mengetahui, bingung atau ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut.

disini saya akan sedikit memberikan pengetahuan yang saya dapat dari apa yang telah saya pelajari yang semoga memberikan bayangan untuk Anda dalam menjawap pertanyaan kedua di atas, mariii ikuti dan jangan bosan membacanya.. :D

Sering kita melihat suatu bisnis yang baru berdiri, tidak begitu lama setelah bisnis itu berdiri bisnis tersebut gulung tikar, keba
nyakan usaha/bisnis yang berlangsung sebentar tersebut dijalankan oleh pemula yang baru memulai bisnis, atau mereka yang masih minim pengalaman.
Dalam memulai suatu bisnis tentu saja kita harus merencanakan Bisnis Model anda dengan matang dan detail, hal tersebut untuk mengurangi resiko kegagalan dalam menjalankan bisnis nantinya.

Bagaimana sih Bisnis Model yang baik itu ??
muncul lagi pertanyaan .. hehe

Ada yang dikenal dengan Business Model Canvas ( BMC ). BMC ini membantu kita untuk berfikir secara terstruktur dan detail mengenai hal-hal penting yang harus kita analisa untuk memulai suatu bisnis, maka BMC dapat di ibaratkan sebagai blueprint ( bukan bluefilm lo :D ) untuk struktur bisnis Anda.

Ada beberapa keuntungan dalam menggunakan BMCdalam ini diantaranya :
1. Perencanaan model bisnis yang lebih baik dan terstruktur;
2. Sarana untuk menuangkan ide dan menganalisanya;
3. Mempermudah diskusi dalam team;
4. dan lain-lain.

Bapak Ir. Antonius Tanan, MBA., MSC., MA. menyampaikan
Dalam Bisnis Model tentunya harus benar-benar matang yang mana matang disini adalah kita yakin ini akan berhasil itu intinya.
Bisnis Model menolong kita untuk menentukan kualitas nilai-nilai yang kita tawarkan yang dapat menjawab kebutuhan customer., sehingga customer beranggapan bahwasannya produk yang kita jual adalah produk yang berkualitas. Disini kita harus mengetahui pola pikir costumer kita, faktor-faktor apa sajah yang dapat customer berpikir produk kita berkualitas dan layak beli.

Contoh pola pikir kebanyakan pelanggal/customer dalam menentukan bahwasannya suatu produk dinilai berkualitas dan layak untuk di beli.
apabila:
1. Harga Mahal + Nilai Lebih = Mungkin Beli
2. Harga Sama + Nilai Sama = Mungkin Beli
3. Harga Kurang + Nilai Kurang = Munhkin Beli
4. Harga Mahal + Nilai Sama = Tidak Beli
5. Harga Sama + Nilai Kurang = Tidak Beli
6. Harga Mahal + Nilai Kurang = Tidak Beli
7. Harga Sama + Nilai Lebih = Beli
8. Harga Kurang + Nilai Sama = Beli
9. Harga Kurang + Nilai Lebih = Beli
tentu hal tersebut di atas secara rasional dan dari kebanyakan pola pikir customer.

Nah, waktu kita mengembangkan Bisnis Model kita harus bisa membayangkan customer akan masuk dalam daerah BELI, kita harus memikirkan nilai-nilai sedemikian rupa sehingga customer yakin akan kualitasnya sepadan dengan pengorbanan yang diberikan dalam bentuk uang, bahkan lebih menguntungkan dibandingkan dengan uang yang dia keluarkan/korbankan.

Bisnis Model juga membantu kita untuk bisa memikirkan bagaimana caranya menurunkan cost sehingga harganya bisa kita jual lebih murah atau nilainya lebih baik dari kompetitor kita. BMC menuntun kita menciptakan nilai-nilai berkualitas yang dibutuhkan pelanggan dengan harga bersahabat.

Jadi sangat penting sekali dalam memulai bisnis, kita rencanakan terlebih dahulu apa yang ingin kita tawarkan kepada pelanggan begitu juga dengan valuenya.
Penting untuk kita mempelajari dan memahami Bisnis Modelnya kompetitor kita dan tentu Bisnis Model kita harus lebih baik dari Bisnis Modelnya kompetitor kita.

Mungkin dicukupkan sekian postingan kali ini karna jempol saya sudah mulai kaku :D (ngetik di hanphone) tetap ikuti postingan selanjutnya mengenai 9 blok penting dalam Business Model

Terimakasih semoga bermanfaat, salam pengetahuan.
Assalamualaikum. Wr. Wb.

Menjadikan Usaha Kita Tumbuh 4 - Innovasi



Salam entepreneur, sukses selalu..

Tak terasa ni sudah mau masuk minggu ke lima saya belajar entrepreneur di UNIVERSITAS CIPUTRA ENTEPRENEURSHIP ONLINE (UCEO),
Saya sangat suka dengan materi-materi yang di sampaikan oleh para pemateri di UCEO di minggu ke 4 ini, terutama materi yang di sampaikan oleh bapak Nur Agustinus dan Denny Bernardus.

Dalam kompetisi usaha itu semakin hari semakin ketat, Setiap perusahaan mencari celah peluang pasar. Perusahaan dapat memilih pada fokus akan biaya rendah atau fokus pada kualitas tinggi agar bisa selalu terdepan. Model bisnis menjadi sebuah hal yang penting dalam kesiapan perusahaan menghadapi persaingan.
Yang sangat erat dengan model bisnis adalah proses bisnis. Proses bisnis yang efektif dan efisien akan menghasilkan layanan/produk sesuai harapan pelanggan. Perusahaan tidak boleh cepat puas dengan model bisnis yang sedang dijalankan dan harus memikirkan model-model bisnis lain yang mungkin akan meningkatkan efisiensi perusahaan atau meningkatkan kualitas layanan dan produk.
Inovasi apa yang bisa dilakukan? Ada sepuluh jenis/tipe inovasi. Orang seringkali hanya terfokus pada inovasi produk, padahal ada banyak jenis inovasi yang lain. Diantaranya 10 jenis dalam berinovasi adalah berikut, dalam 3 klasifikasi besar.

CONFIGURATION (inovasi ke dalam)
-
Profit model
- Network ( membangun jaringan yang baik dengan konsumen dll )
- Structure ( berinovasi dalam mengelola di bidang finance. HRD, aset dll )
- Proses ( berinovasi dalam pemprosesan suatu produk dll )
OFFERING/PENAWARAN (inovasi produk)
- product performance ( berinovasi dalam produk itu sendiri )
- product
system ( product dan servis itu dikombinasikan dll )
EXPERIENCE (menawarkan pengalaman bagi customer kita untuk berinteraksi dengan kita)
- Service
- Channel ( membuat sebuah link baru, yang dapat menghubungkan ke perusahaan dll)
- Brand ( merek, relevansi, product life cycle dll )
- Customer Engangement  (bagaimana konsumen dapat betah pada perusahaan kita dll)

Ada sebuah strategi dalam value innovation/ inovasi nilai yang bernama Blue Ocean Strategy/ strateri samudra biru, apa itu? misal kita ketahui ketika kita memiliki suatu produk yang umum, tentu kita akan berkompetisi dengan berdarah-darah, ini adalah contoh dari samudra merah. Dalam strategi Samudra Biru itu sebaliknya, kita harus membuat usaha kita berbeda dari yang lain agar kita tidak berkompetisi dengan berdarah-darah.
Inilah yang harus kita pahami dalam value innovation. Value innovation pada dasarnya adalah bagaimana kita memberikan nilai tambah kepada pelanggan kita, artinya kita menyampaikan value namun tidak hanya value yang kita sampaikan, tetapi kita harus bisa menurunkan biaya.
jika kita hanya berpikir atau berfokus pada nilai tambah saja, tentunya akan berakibat pada penambahan biaya. Contoh sederhana, “O, saya ingin memberikan inovasi berupa setiap pelanggan yang datang ke tempat saya, saya beri minum”. Menambahkan minum berarti menambahkan biaya. Pelanggan akan mendapatkan hadiah, maka menambahkan biaya. Semua itu berhubungan dengan cost/ biaya. Akibatnya apa? Dalam persaingan yang begitu ketat, di luar harga yang makin murah membuat kita sulit sekali untuk bersaing dalam hal harga.
Value innovation harus berpikir bagaimana menaikkan value tapi mengurangi biaya. Contonya  dalam bisnis kuliner, piringnya tidak menggunakan piring biasa seperti kaca dll tetapi menggunakan bambu atau rotan. Piring rotan ini sebetunya merupakan sebuah value innovation. Kenapa? Dengan menggunakan piring dari rotan ini yang biasanya ditambahkan alas berupa kertas coklat itu, kita tidak perlu lagi harus mencucui piring. Dengan demikian bisa mengurangi biaya tenaga kerja mencucui piring. Lalu kita juga bisa mengurangi resiko piring pecah. Disinilah letaknya bahwa ada inovasi yang kita lakukan tapi menurunkan biaya, Itu lah yang di sebut value innovation.

Nah kemudian ada sebuah prnsip yang mengatakan “seorang entrepreneur  yang sukses membangun dan bekerja lewat organisasinya dalam tahap apa pun bisnis Anda usahakan membangun organisasi”
Dalam mengghadapi masalah dalam organisasi, berikut akan saya sharingkan sebuah standar perilaku bagi anggota organisasi dalam sebuah organisasi yang Intrapreneurial, atau bisa di sebut dengan intrapreneur bintang.



Intra-preneur adalah anggota organisasi usaha skala menengah atau besar yang berperilaku entrepreneurial. Maksudnya adalah bahwa seorang karyawan tidak sama dengan intrapreneur jikalau dibedakan dalam perilaku. Karyawan yang berperilaku entrepreneurial adalah intrapreneur. Namun sebaliknya karyawan yang tidak berperilaku entrepreneurial, dia adalah karyawan.
Sebuah bintang terdiri dari dua segitiga. Demikian juga dengan intrapreneur bintang. Intrapreneur bintang terdiri dari dua segitiga yang mencerminkan sebuah sosok dan yang kedua adalah interaksi sosok tersebut dalam sebuah organisasi.

Yang pertama tentang kualitas sosok intrapreneur bintang.


1. Seorang intrapreneur bintang seharusnyalah memiliki pola pikir yang konstruktif.
Pola pikir yang fokus pada hasil. Seorang intrapreneur bintang memiliki pola pikir yang memecahkan masalah-masalah organisasi. Dia juga berorientasi pemikiran jangka panjang.




2. intrapreneur dengan pola sikap positif.
Sikap yang menyenangkan. Bagaimana keberadaaan dari intrapreneur itu dapat mewarnai organisasi menjadi gembira bukan sebaliknya menjadi takut. Seorang intrapreneur bintang juga hendaknya memiliki pola sikap yang terbuka, yang fleksibel, namun tetap bertanggung jawab.





3. Pola tindak yang produktif.
Pola tindak seorang intrapreneur bintang mencerminkan seorang sosok yang proaktif. Dia sosoknya cepat tanggap dalam bertindak. Dia juga seorang yang clean dan clear.




Dan segitiga intrapreneur bintang yang kedua yaitu interaksi intrapreneur bintang dengan organisasinya.




1. menjadi lawan bicara.
Bagaimana seorang intrapreneur bintang secara aktif dan konstruktif terlibat menyumbangkan pemikiran untuk mencapai tujuan bersama.





2. menjadi teman berpikir.
Seorang intrapreneur bintang menjadi teman berpikir bahwa sikap positif seperti apa yang diperlukan untuk menerima atau sebaliknya menyampaikan ide atau gagasan guna mencari solusi bersama.



3. menjadi mitra bertindak.
Tindakan produktif bersama apa yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi.





Secara keseluruah, seorang intrapreneur bintang menjadi memiliki sosok pola pikir yang konstruktif, pola sikap yang positif, pola tindak yang produktif. Dalam interaksinya, seorang intrapreneur bintang menjadi teman berpikir, menjadi lawan bicara dan menjadi mitra bertindak.

Demikin postingan kali ini semoga bermanfaat, salam entrepreneur..

Menjadikan Usaha Kita Tumbuh 3 - Prinsip-prinsip Efektuasi



Salam entrepeneur.

Materi yang saya sukai di materi minggu ke tiga ini adalah Prinsip Efektuasi yang di sampaikan oleh Nur Agustinus 

Teori efektuasi ini diperkenalkan oleh Saras. D. Sarasvathy, seorang peneliti entrepreneurship dari Amerika Serikat dalam sebuah bukunya yang berjudul “Effectual Entrepreneurhip”

Ada suatu contoh, ketika seorang ibu rumah tangga ketika ditanya, “mau masak apa hari ini ?”, kemudian ibu itu bepikir, “Saya mau memasak soto ayam”. Lalu setelah punya ide soto ayam itu, ibu itu akan mecari bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat soto ayam tersebut. Kemudian hal yang dilakukan selanjutnya oleh ibu itu adalah melihat ke lemari esnya, dia lihat ke dapurnya, dilihatnya lemari, ternyata, dan yang lainnya “Wah, daging ayamnya belum ada, garamnya juga habis”, tentu ibu itu harus mendapatkan bahan yang kurang tersebut untuk membuat masakan yang dia inginkan, entah dengan cara membelinya ataupun apalah.orang yang seperti ini adalahorang yang berfikir secara kasual yaitu lawan dari berfikir efektual.

Berpikir secara efektual itu berbeda dengan berfikir kasual. Berpikir secara efektual secara sederhana digambarkan sebagai seseorang yang melihat di lemari esnya tersedia apa?, di dapurnya ada apa?, di lemarinya ada apa? kemudian dikumpulkan bahan-bahan yang ada dan dimiliki tadi, lalu berfikir bisa  membuat masakan apa dari bahan-bahan yang ada. Tentunya ada banyak masakan yang bisa dikerjakan atau dihasilkan dari bumbu-bumbu atau bahan-bahan yang sudah dimiliki oleh ibu tersebut. Inilah yang di sebut berpikir efektual.

Samalahnya ketika kita akan membangun sebuh usaha, “Saya ini cocoknya usaha apa ya?” bahwasannya jawaban tersebut ada pada dirinya sendiri, ketika kita menanyakan kepaa orang lain dan orang lain itu menjawab “ kamu itu cocoknya di bidang ini, misalnya, dibidang itu ?” makan yang ada kita akan berusaha untuk mencari, melengkapi apa saja yang kurang. Padahal kalau saja kita tau apa yang kita punyai, apa yang kita bisa, tentunya kita sudah bisa memulai bisnis itu tanpa menunda-nundanya. Jadi artinya, berpikir dari diri sendiri, bukan dari yang di luar kita. 

Ada lima prinsip dalam berfikir secara efektuasi,

Yang pertama adalah Bird In Hand
Bird In Hand adalah ungkapan dalam lingkungan di Amerika yang berarti tentang apa saja yang dimiliki oleh kita. Apa saja yang ada di tangan kita sebetulnya. Ini bicara tentang tiga hal, yaitu siapa diri kita, yang kedua adalah apa yang bisa kita lakukan, dan yang ketiga adalah siapa saja yang kita kenal. Kalau kita kembali pada hakikat Bird In Hand ini, siapa diri kita itu bicara tentang misalnya passion saya itu apa? Hobi saya apa? Saya ini lulusan apa? Saya itu bisa apa? Kemudian juga bisa, mungkin saya dari keluarga apa? Itu adalah apa-apa saja, atau siapa saya.


kedua adalah affordable loss
Affordable loss artinya sejauh mana entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, bisa resiko tenaga, dan sebagainya. Ketika seseorang mau melakukan sebuah usaha, mau mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi, tentunya juga menghadapi resiko yang sama. Kalau kita mempertaruhkan seluruhnya dan kemudian kita rugi, dan kemudian kita tidak bisa bangkit kembali, itu bukan seorang entrepreneur yang sukses tentunya, tapi seorang entrepreneur yang pintar itu dia bisa mempunyai prinsip affordable loss.

Prinsip yang ketiga adalah lemonade principle
Lemonade principle itu juga merupakan ungkapan yang ada di Amerika, yaitu ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti kecut, buatlah menjadi lemonade. Lemonade itu limun. Seorang entrepreneur harus bisa punya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji. Kalau pun ada situasi yang tidak pasti, yang tidak enak, bisa membuatnya menjadi sesuatu yang berguna, berpeluang bagi dia. Jadi artinya dia tetap punya cara untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi.

Prinsip yang keempat adalah crazy quilt
Crazy quilt yaitu kumpulan dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan sebuah selimut yang indah. Apa maksud dari crazy quilt ini? Crazy quilt ini adalah kemampuan seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain, jadi banyak-banyak pihak seperti pecahan-pecahan perca-perca kain ini dia kumpulkan, dia jadikan satu sehingga berguna buat dia.





Yang terakhir, prinsip kelima adalah Pilot In The Plane

Apa maksudnya? Kita menganggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimana kita adalah pilotnya. Maka, kita lah yang menentukan pesawat kita ini mau ke mana. Kita harus bisa mengontrol kemana kita mau menuju. Seorang entrepreneur harus tahu. Dia harus punya determinasi, “O, saya harus ke sana”. Maka saya harus mencapai hal itu. Jangan sampai misalnya ada halangan, mundur.


Ini adalah prinsip-prinsip efektuasi dimana kita harusnya bisa mengelola sumber daya yang kita miliki untuk menumbuhkan usaha yang ada. Semoga postingan kali ini bisa bermanfaat buat kta semua.

Salam entrepreneur..

Menjadikan Usaha Kita Tumbuh 2



Salam entrepreneur, UC onliner..

Dalam postingan kali ini saya akan membagikan sedikit ilmu yang saya dapat dari pembelajaran minggu ke 2 di Universitas Ciputra Entrepreneurship Oline (UCEO). postingan ini adalah salah satu tugas refleksi di minggu ke 2 yang pada postingan sebelumnya adalah tuga refleksi minggu ke 1.
Dalam membangun sebuah usaha banyak sekali di lingkungan kita mengeluh akan tidak punyanya modal, kurang modal, menunggu modal, belum dapat ide mau bisnis apa, atau pun hal-hal lainnya. Menurut pak Dahlan Iskan orang yang seperti itu bukanlahh seorang entrepreneur, entrepreneur yang seperti itu pada dasarnya dia memang tidak mau menjadi seorang entrepreneur. Jika kita ingin menjadi seorang entrepreneur, kita lakukan saat itu juga, mulai dari hal-hal yang terkecil, mulai dari yang tanpa modal, contohnya menjual produk orang dengan kesungguhan, hingga sampai perusahaan tersebuk memiliki kepercayaan kepada anda, bahwa anda memang dapat di percaya untuk menjual produknya, nah dari situlah kita memulai hal-hal yang terkecil sampai terbesar dan andapun memiliki sebuah perusahaan besar. Itulah salah satu kunci menuju kesuksesan kita, membangun kepercayaan dengan kesungguhan.

Ada tiga tantangan menurut pak sandiaga uno untuk scale up/ menumbuhkan suatu usaha, yang pertama adalah access to human capital, atau yang sering kita sebut dengan SDM. Dalam suatu usaha, yang selalu kita lakukan menganalisa  angka, menganalisa produk, menganalisa jasa dan lain-lain. Tipi di belakan itu semua ada orangnya, ini yang jarang kita sadari. Yang harus kita lakukan adalah menitik beratkan people skills/ keterampilan orang tersebut. Susah untuk men-scale up bisnis kita jika kita mempunyai kemampuan yang memumpuni human capital tersebut, dan bagian yang tidak terpisahkan dariakses kepada SDM tersebut adalah mentorship.
Tantangan yang kedua adalah access to market / akses kita kepada pasar. Kalau kita jalan di tempat atau kita tidak berkembang, tentu kita akan diimbas oleh pesaing-pesaing kita. Jadi, kalau kita memiliki akses kepada market atau market memiliki environment yang kondusif kepada dunia usaha, kita akan mampu melakukan scale up. Karna market itu akan mendorong kita, pasar yang semakin besar itu akan mendorong kita untuk scale up, jika kita menangkap peluang tersebut.
Dan yang terakhir di tantangan scale up menurut pak sandiaga uno adalah access to capital/akses kepada modal. karna kita tidak akan bisa bertumbuh tanpa ada akses terhadap capital. Permodalan itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tetapi moal itu akan mengejar kita jika kita memiliki SDM yang bagus, memiliki produk yang bagus, dan tentunya memiliki akses terhadap pasar yang bagus. Pedapt capital maupun perbankan akan mengejar kita, bukannya kita yang mengejar mereka, jika kita memiliki itu. Ini key untuk kita maju.

Mengindetifikasi peluang dari pelanggan untuk bertumbuh.
Yang harus kita ketahui dan jadikan landasan adalah bahwasannya tidakakan ada suatu berusahaan tanpa ada pelanggan, dan sebuah peluang itu jangan ti tunggu, jika tidak ada suatu peluang mari kita bangun suatu peluang tersebut, kita buat suatu pintu itu untuk kita bertumbuh melalui pelanggan, karna suatu peluang ada pada diri pelanggan. “peluang adalah pelanggan bawa uang datang berulang-ulang” itu yang dikatakan oleh bapak Antonius Tanan.
Ada tiga kata kunci dalam entrepreneurship, peluang-solusi-resiko. Peluang kita dapatkan dari kitu merubah suatu masalah, maka masalah menjadi peluang. Untuk mengembangan suatu solusi kita harus di inivasikan, kita harus berinovasi. Kemudian dari semua itu pasti ada faktor resiko, resiko itu harus di kelola di kecilkan bahkan kalau perlu kita hilangkan.
Makan perlu kita ketahui bahwasannya pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi dan inovasi. Bagaimana kita dari pelanggan memperoleh informasi menjadi inspirasi sehingga kemudian bagai mana kita berinovasi, dan dengan cara itulah kita dapat menumbuhkan usaha kita.



Strategi Bertumbuh melalui daur hidup usaha
Setiap perusahaan akan melalui sebuah proses perjalanan kehidupannya. Pertama-tama sebuah usaha akan diawali dengan proses start up, yaitu memulai dari nol. Ibarat manusia, dia lahir. Setelah lahir, maka itu adalah memasuki tahap yang disebut dengan tahap perkenalan atau introduction. Pada tahap ini usaha mulai dikenalkan kepada pasar, kepada para pelanggannya, kepada masyarakat. Apakah pelanggannya bisa menerima atau tidak ini adalah sebuah proses dalam masa-masa perkenalan.
Setelah perusahaan melewati fase pertumbuhan maka selanjutnya adalah akan masuk kedalam Fase Growth/ fase pertumbuhan, disini yang membedakan adalah fase pertumbuhan itu diawali dengan mulainya perusahaan melewati titik impas. dimana perusahaan sudah mulai mendapatkan keuntungan, dengan kata lain juga semua keuntungan atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa dicover oleh pendapatan yang diterima. Pada saat itulah perusahaan mulai mengalami keuntungan dan dengan adanya keuntungan perusahaan bisa bertumbuh. Dalam fase ini sering kali kita tidak mengetahui kapan titik impas itu terjadi, mungkin salah satunya dikarnakan pencatatan pembukuan atau keuangan kita tidak dilakukan dengan disiplin, karena banyak sekali di kita ketika dalam fase pengenalan, kita menerima uang lebih dari pengeluaran, kita merasa telang untung, padahal itu belum tentu, masih banyak biaya-biaya yang belum di bebankan. Inilah pentingnya mengetahui kapan titik impas, karena perusahaan harus bisa membuat dirinya  menghidupi dirinya sendiri dengan profit yang diperolehnya tidak selalu bergantung pada subsidi atau lainnya.
kemudian setelah fase pertumbuhan, perusahaan akan memasuki yang namanya fase kematangan, fase ini berbeda dengan fase sebelumnya, jika Fase pertumbuhan itu ditandai dengan peningkatan market share yang sangat cepat, maka dalam fase kematangan sebaliknya ditandai dengan mulai melambatnya angka pertumbuhan pasar tetapi pendapatannya banyak, maksed dari pendapatan banyak adalah Karena pada saat itu perusahaan telah mendapatkan atau mencapai sebuah tahapan yang disebut dengan economic of scale, ataupun economic of scoop. Yang dimaksud adalah bahwa perusahaan semakin ahli menghasilkan sebuah produk dengan biaya yang lebih ekonomis, dan memiliki keahlian-keahlian untuk berkembang yang lebih besar sehingga perusahaan bisa mendapatkan pendapatan lebih banyak.
Tahapan selanjutnya adalah fase kemunduran yang bisa mengakibatkan kepada kematian. Pada tiap-tiap fase ini, tentu strateginyapun berbeda-beda, dan kita harus hati-hati dalam pembuatan strategi. Orang seringkali ketika pertumbuhan yang dilakukan adalah melakukan ekspansi secara gencar. Padahal kalau dia memang modalnya tidak begitu kuat, ini bisa berbahaya sebab ekspansi yang gencar sebaiknya dilakukan ketika usaha masuk dalam tahap kematangan. Sebab ketika usaha itu masuk dalam tahap pertumbuhan dimana artinya pendapatan lebih besar daripada biaya, dengan kata lain ada untung, maka untung itu harus kita gunakan dengan bijaksana. Biasanya perusahaan-perusahaan mulai melakukan promosi, karena dengan adanya keuntungan, dia bisa menyisihkan dana-dananya untuk kegiatan promosi dan marketing. Baru ketika masuk dalam fase kematangan, setelah promosi yang sangat gencar, harus diikuti dengan pendistrubusian yang lebih luas. Artinya, ekspansi, buka cabang di berbagai tempat. Ini juga penting supaya mereka atau brandnya dikenal di makin banyak daerah.



Dalam postingan kali ini mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan, semoga postingan kali ini bermanfaat bagi kita. Satu hal lagi yang perlu kita ketahui adalah bahwasannya setiap industri itu mempunyai tantangannya sendiri-sendiri. Ingat, jadikanlah itu sebuah tantangan, challenges jangan difficulties karna jika difficulties akan mejadikan kita berfikir pesimis,  sedangkan tantangan akan menjadikan kita bergairah karna tantangan itu harus kita hadapi.
 Salam entrepreneur, sukses selalu..